tak lama mereka menyoraki kami karena mereka nampaknya juga ingin mengenal teman-teman sekelasnya dengan lebih baik. kupikir, kegugupanku akan segera lenyap karena adanya sorakan-sorakan tadi. tapi ternyata belum. setelah mereka semua kembali berkenalan dengan teman-teman ku yang lain, Justin pun kembali membalikkan badan ke arahku, lalu berkata "jangan di ambil hati ya Lizz, mereka teman-temanku, memang suka begitu.." dan sekali lagi, bibirku pun membeku. aku tak kunjung menjawab perkataannya. "haloo?kan bengong lagi..hahaha" aku tersentak, dan ikut tertawa sambil memerah mukaku. "haha iya Justin, aku tahu kok". kemudian kami (akhirnya aku bisa bicara) berbincang-bincang tentang banyak hal. seperti, ia menceritakan berbagai kenakalannya tahun ajaran lalu. tapi sebagian besar yang ia ceritakan, aku sudah tahu hanya saja aku tidak tahu bahwa orang tuanya sudah lama bercerai, tapi itu bukan masalah bagiku. 30 menit terasa seperti beberapa detik bagi kami. semakin lama aku semakin luwes ngobrol dengannya. dari hal yang penting sampai yang tidak penting semua kami bicarakan. kemudian pelajaran pun dilanjutkan dengan perkenalan ke setiap mata pelajaran.
tiba-tiba bel pulang sekolah pun berbunyi. biasanya, aku akan sangat semangat kalau bel pulang sudah berbunyi. tapi entah kenapa, kali ini aku merasa ingin selalu berada di sekolah. mungkin karena adanya si 'punggung putih' yang sedaritadi ku pandang. "aku pulang duluan ya, see you tommorow" katanya sambil melambaikan tangan dan tersenyum, senyumnya yang hangat itu. rasanya aku ingin melonjak ke atas meja saat itu juga. aku pun balas melambaikan tangan sambil (berusaha) tersenyum sebaik mungkin. aku terus memperhatikannya, tanpa ku sadari, kelas sudah kosong. aku pun bergegas lari ke luar sekolah, takut dengan hal-hal yang tidak terlihat di sekolah ini. hiiiiii......
bersambung.. (cerpen 2)
No comments:
Post a Comment