Sementara itu, di depan sekolah Lizzie tak henti-hentinya memandangi Justin makan es krim coklat itu. caranya menyendok es krim ke dalam mulutnya, caranya berbicara, caranya tertawa, bau wangi tubuhnya, semua membuat Lizzie seolah tak sadarkan diri. Ia benar-benar sudah jatuh cinta dengan Justin. bahkan ketika ada seorang teman sekelasnya yang bernama Lucy memanggilnya, ia tidak menengok sedikitpun.
"hallo?Lizzie kok bengong??" kata Justin sambil melambai-lambaikan tangannya di depan muka Lizzie.
"ehh..iy..iyaa..kenapaa?" Lizzie tersentak, lalu mukanya pun memerah tiba-tiba bahkan sebelum ia menyadarinya
"loh?ditanya kok mukanya merah?hahaha kamu lucu deh" kata Justin, rasanya semua yang Lizzie perbuat lucu bagi Justin. mau tidak mau Lizzie pun ikut tertawa menyadari kebodohannya.
"itu dipanggil Lucy kamu dari tadi, tapi kamu tidak dengar, kayanya dia ngambek deh.."
"oh ya?dimana?" kata Lizzie kaget, ia tahu Lucy pasti mau membicarakan soal kerja kelompok mereka.
"udah pulang tadi, abis kamu ga nengok-nengok sih"
"yahh..ya udah deh nanti aku telpon dia aja..."
kemudian mereka pun melanjutkan makan es krim sambil bercanda-canda. dunia serasa milik berdua bagi mereka, bahkan mungkin kalaupun ada bom di seberang jalanpun mereka tidak akan mendengarnya. begitu terlarut dalam canda-tawa mereka tak sadar dari jauh ada 2 pasang mata yang menyaksikan kejadian tersebut. Diana melihat betapa bahagianya Lizzie tertawa bersama Justin. tak pernah ia melihat Lizzie sebahagia itu. Diana pun jadi tidak tega untuk mengatakan kepada Lizzie, kebenaran yang ia ketahui dari Gary tentang Justin. "Justin, kau boleh bersamanya..tapi awas kalau sampai kau menyakiti hati Lizzie.." kata Diana pelan.
No comments:
Post a Comment